Apa yang istimewa dari Jembatan Siti Nurbaya di Kota Padang, Sumatera Barat? Jembatan itu sendiri tidak memiliki asosiasi dengan cerita rakyat yang sudah sangat dikenal di Indonesia melalui buku maupun film televisi. Nama jembatan mengabadikan kembali cerita roman yang plot ceritanya menyerupai Romeo dan Juliet karya William Shakespeare. Jembatan ini mengantarkan para wisatawan yang hendak mengunjungi "makam" sang tokoh yang sangat dicintai di Gunung Padang oleh penggemar kisah roman itu.
Menariknya, jembatan ini telah menjadi landmark kota yang tidak akan dilewatkan para wisatawan pada umumnya. Bagi warga lokal, jembatan ini adalah tempat berkumpul dan berekreasi. Jembatan yang biasanya tidak selalu dibangun dengan menyediakan lajur pejalan kaki, terlihat berbeda pada jembatan ini. Pada siang hari, lajur ini dilewati tidak lebih dari dua orang pejalan kaki setiap menitnya. Suasana yang berbeda terjadi pada malam hari ketika para pengunjung berbaur dengan para penjual berbagai keperluan pengunjung, termasuk makanan, mengisi penuh lajur pejalan kaki. Lampu penerangan sepanjang jembatan memiliki tiang dan lampu yang unik yang dapat dibayangkan menambah pesona jempatan pada malam hari.
Jembatan ini tidak hanya sekedar penghubung dua bagian Kota Padang. Keberadaan jembatan ini jelas memperluas areal perkotaan sampai dengan Bukit Padang, sebagaimana terlihat dari munculnya rumah-rumah tinggal yang merambah sisi-sisi bukit Gunung Padang. Dan sebetulnya, peran wisata nampak lebih dominan dibandingkan dengan transportasi. Tidak nampak lalu lintas yang padat pada siang hari yang melalui jembatan. Pada bagian bawah jembatan adalah dermaga-dermaga yang digunakan perahu-perahu nelayan maupun wisatawan yang hendak menuju Pulau Mentawai. Jembatan ini telah menjadi bagian dari kota yang dikenal karena roman dengan kisah yang sangat diingat. Pemerintah daerah pun dengan cerdik menangkap peluang wisata atas keberadaan jembatan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar