Mengklaim Kembali Hak atas Ruang Publik: Lapangan Gasibu sebagai Model

Pagi pada hari pertama di Tahun 2014 saya sempatkan untuk mendatangi Lapangan Gasibu, ruang terbuka publik yang menjadi landmark Kota Bandung. Dugaan saya, pengunjung akan lebih sepi karena sebagian warga maupun wisatawan tengah beristirahat seusai merayakan pergantian tahun. Ternyata, tidak demikian keadaannya. Pengunjung tetap ramai dengan aktivitas yang ragam, antara lain: joging, rekreasi, bersantap pagi, maupun bertemu teman dan kolega. Dan di luar dugaan pula, kondisi lapangan relatif bersih dari sampah, meskipun menjadi salaj satu lokasi yang ramai dalam perayaan Tahun Baru. Melihat kondisi Lapangan Gasibu saat ini, tahun ini pun saya optimistis sebagai warga kota untuk mendapatkan kembali hak atas ruang bersama (publik).

Sebagai ruang terbuka publik, Lapangan Gasibu tergolong populer baik bagi warga lokal maupun wisatawan. Di seberang lapangan adalah Gedung Sate yang menjadi kantor pemerintahan Provinsi Jawa Barat. Sekitarnya lapangan adalah dua taman kota, yaitu Taman Surapati (utara) dan Taman Lansia (selatan), dari letaknya tersebut sehingga sangat ideal untuk aktivitas rekreasi. Bersama dengan Gedung Sate, Taman Surapati, dan Monumen Pancasila, Lapangan Gasibu membentuk aksis utara-selatan Kota Bandung.

Terakhir mengunjungi lapangan ini dua tahun yang lalu dan menyempatkan untuk mengambil gambar sekitar pada malam hari (lihat Pos pada September 2013). Terasa telah banyak perubahan yang dilakukan oleh pemerintah kota. Tidak ada lagi Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berjualan di trotoar . PKL dikonsentrasikan di jalan yang bersebelahan dengan Gedung DPRD Provinsi Jawa Barat. Lintasan joging dengan dasar tanah berada dalam kondisi baik, meskipun hujan gerimis sempat membasahi Kota Bandung kemarin.

Di beberapa titik di sekitaran lintasan terdapat kebun bunga yang kala itu penuh dengan bunga yang tengah mekar. Sekelompok lebah beterbangan mengambil sari bunga, sebuah pemandangan yang mengesankan buat anak-anak.

Mengelilingi lintasan joging terdapat sejumlah bangku panjang. Sebagian pengunjung memanfaatkannya untuk duduk dan bercakap-cakap. Tangga naik menuju ke muka Jalan Surapati juga dapat digunakan untuk duduk dan trotoar pada bagian ini juga telah terbebas dari PKL. Untuk yang berkunjung dengan menggunakan sepeda, tersedia tempat parkir sepeda yang disediakan khusus. Parkir kendaraan berada di luar areal lapangan, sehingga parkir di dalam areal ini hanya diperuntukkan bagi sepeda. Penempatan yang demikian cukup mengurangi gangguan karena kebisingan dan emisi kendaraan.

Saya yakin, dengan visi kepemimpinan kota saat ini, warga akan mendapatkan kembali haknya atas ruang publik di kotanya sendiri. Lapangan Gasibu dapat menjadi model klaim ulang warga atas haknya melalui penataan ulang kawasan. dengan menempatkan pengalaman warga (people experience) sebagai sentral dari seluruh aktivitas perbaikan. Tidak ada lagi  dominasi sebagian pihak yang menentukan pemanfataannya, seperti perusahaan rokok, PKL, atau pemerintah kota sendiri...

Ragam aktivitas bagi warga kota dan wisatawan

Gedung Sate

Lintasan joging




















Step up menuju Jalan Surapati


















Bangku di pinggir lintasan joging

Tempat parkir sepeda


Tidak ada komentar:

Posting Komentar