Koridor V adalah kawasan yang meliputi seluruh gugusan pulau menengah dan kecil di Provinsi Bali, NTB, dan NTT. Dalam Master Plan Perluasan dan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), kawasan ini memiliki produk potensial unggulan bagi pengembangan ekonomi wilayah berupa perikanan, pariwisata, dan pertanian. Kawasan ini masih kalah populer dalam penyerapan investasi nasional dibandingkan daerah-daerah di bagian Barat Indonesia lainnya, sehingga penguatan dalam pembangunan infrastruktur, seperti jalan, diharapkan dapat meningkatkan daya saing kawasan.
Salah satu produk potensial wisata yang hendak dikembangkan adalah pariwisata. Kondisi alam yang belum dieksploitasi secara masif dan keunikan artifak budaya menjadi daya tarik kawasan yang perlu didukung dengan pembangunan infrastruktur jalan. Salah satu yang menarik diamati perkembangannya adalah pembangunan bandara yang diikuti dengan perbaikan koneksi antardestinasi dalam kawasan. Selain itu, pembangunan, melalui konstruksi maupun pemeliharaan jaringan, memperkuat keunggulan daya tarik destinasi yang ada.
Perbaikan konektivitas yang diikuti dengan pengembangan ekonomi lokal adalah salah satu peran krusial dari infrastruktur jalan. Dengan beragamnya produk lokal yang dapat dikembangkan, seperti hasil pertanian, perkebunan, dan perikanan, infrastruktur jalan tidak hanya menghubungkan antarpusat kegiatan, melainkan mampu mengeksploitasi beragam produk lokal tersebut untuk dapat terhubung dengan jaringan pasar nasional.
Dengan konsep Michino-eki seperti di Jepang, maka tiap lokasi yang telah dinilai kelayakannya, menjadi sentra pasar bagi produk lokal. Michino-eki serupa rest area di sepanjang jalan strategis yang sekaligus menjadi etalase pemasaran produk. Penempatan lokasi dan koneksinya dengan jaringan jalan menjadi salah satu strategi pengembangan Koridor V yang berbasiskan pemberdayaan ekonomi lokal. Pembangunan serupa Michino-eki juga dapat diintegrasikan pada destinasi wisata tertentu dengan pemandangan alam yang menarik. Penataan dari aspek pengaturan lalu lintas, tata ruang, pengembangan produksi lokal, pemasaran produk, lingkungan alam, dan sistem jaringan jalan, menjadi kunci keberhasilan dari implementasi konsep ini. NTB dengan ruas jalan sepanjang pantai pada bagian utara pulau utama adalah contoh menarik bagaimana peluang konsep ini sangat besar untuk diimplementasikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar