Pengendalian Eksploitasi atas Daya Tarik Wisata

Gili Trawangan merupakan sebuah pulau yang berlokasi di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan menjadi destinasi wisata yang sangat dibanggakan oleh daerah tersebut karena keindahan pemandangan alamnya. Gili Trawangan diakses melalui perahu dari Pantai Senggigi di Pulau Lombok dengan jarak tempuh sekitar 45-60 menit. Luas pulau mencapai 366 Ha dengan jumlah penduduk hampir mencapai 1.600 jiwa. Dengan demikian, kepadatan penduduk sudah menyamai rata-rata kepadatan penduduk kota sedang di Indonesia. Dengan tambahan wisatawan yang berkunjung ke pulau sebanyak 1.000 orang per hari, pulau mungil tesebut semakin sesak dengan manusia.

Seorang rekan pernah mengatakan bahwa ia pernah meminta mahasiswanya, kebetulan ia adalah seorang pengajar, untuk mengamati fenomena diminishing marginal utility atas konsumsi barang yang sifatnya intangibel, seperti halnya keindahan pemandangan. Diminishing marginal utility adalah konsep yang menyatakan bahwa ketika konsumsi atas suatu barang produksi meningkat, konsumsi lebih lanjut akan menurunkan kepuasan atas pemanfaatannya sampai dengan titik terendah bahkan negatif. Ternyata, menurut dia, fenomena yang sama juga berlaku pada jenis barang bersifat intangibel (pemandangan alam), sama halnya dengan barang tangible yang dikonsumsi langsung. Singkat cerita dari percobaan tersebut, ketika sampai pada jumlah pengunjung yang menikmati suatu kawasan dengan pemandangan indah, maka terdapat suatu titik bahwa kenikmatan konsumsi atas pemandangan tersebut menurun, Apabila jumlah pengunjung terus bertambah, kepuasan menjadi negatif dan memberikan dampak negatif pula  kepada pengunjung karena saling berdesakan, tekanan diri (stress) dan perusakan lingkungan alam karena tidak cukupnya pengawasan.

Begitu pula yang nampaknya terjadi sebagian besar objek wisata kita. Kunjungan ke lokasi tanpa pengendalian populasi wisatawan maupun jumlah penyedia jasa wisata cenderung mengurangi penikmatan atas lokasi tersebut. Sebagai contoh adalah Gili Trawangan. Saat ini, dengan sejumlah wisatawan yang berada di pulau dalam waktu bersamaan dalam jumlah yang besar, pengunjung semakin sulit untuk menikmati suasana yang ditawarkan. Kerap kali, pengunjung harus berdesakan pada beberapa segmen jalan-jalan yang mengelilingi pulau, sehingga bersepeda sudah bukan kegiatan yang menyenangkan lagi. Berjalan mengelilingi pulau kurang menyenangkan bagi sebagian pengunjung domestik karena tidak dapat menikmati keteduhan rindangnya pepohonan yang sudah digantikan dengan lokasi toko, bangunan, maupun warung-warung. Siapa pun seakan bisa berbuat seenaknya, seperti memarkir perahu di sembarang lokasi, membangun gedung tanpa pertimbangan arsitektural dan konstruksi yang baik, atau membuang sampah sembarangan.

Gili Trawangan masih menjadi destinasi wisata yang sudah dikenal di dunia. Namun, sayang sekali apabila pulau yang indah tersebut rusak karena pengelolaan kawasan yang tidak baik. Konsep diminishing marginal utility menyadarkan kita tentang pengelolaan destinasi wisata yang memperhatikan keseimbangan antara konservasi lingkungan dan pemanfaatan ekonomis atas suatu eksploitasi daya tarik wisata. Dengan demikian, daya tarik dan rasa penasaran pengunjung dapat dipertahankan sepanjang masa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar